Jumat, 22 Februari 2019

SELAYANG PANDANG KELURAHAN TAMBAAN




    
 Kelurahan Tambaan, merupakan kawasan pesisir Kota Pasuruan - Jawa Timur di Kecamatan Panggungrejo yang hanya memiliki luas wilayah 35,785 Ha, berpenduduk 4.138 jiwa yang tersebar di 5 RW dan masing-masing RW memiliki 5 RT kecuali RW 5 (rusunawa) yang hanya mempunyai 4 RT, secara historis nama Tambaan di ambil karena dahulunya terkenal sebagai kawasan yang memiliki tambak luas dan banyak, lebih dari 75% kawasan tambak mendominasi, sisanya fasilitas umum dan pemukiman warga yang berderet berjajar disepanjang jalan utama, seiring bertambahnya jumlah penduduk, tambak-tambak yang dahulu menghasilkan ikan terbaik kini menjadi pemukiman penduduk yang padat.

Kelurahan Tambaan terkenal sebagai penghasil ikan laut segar terbaik, laut Tambaan masih bersih dari bermacam limbah pabrik dan limbah lainnya, arus air laut membantu segala macam kotoran tidak masuk ke pantai Tambaan, sehingga ikan yang dari laut Tambaan terkenal lebih gurih dan enak, beberapa kilometer dari bibir pantai Tambaan terdapat air laut yang berwarna hijau yang kaya akan plankton dan hewan kecil yang menjadi makanan ikan-ikan, kondisi inilah yang membuat Hiu Paus yang bermigrasi betah berlama-lama menghabiskan waktu ketika musim dingin di Australia, karena Hiu Paus menyukai lautan hangat dan penuh dengan plankton.

di Kelurahan Tambaan terdapat juga hutan mangrove dan ada sebuah dermaga biru sepanjang 27 meter.



Kelurahan Tambaan selain memiliki potensi sumber daya alam yang bagus juga miliki sumber daya manusia potensial, ya Kelurahan Tambaan warganya unik, masyarakat Tambaan disebut masyarakat PENDALUNGAN (pendalungan = keturunan campuran suku Madura dengan suku Jawa) menggunakan bahasa campur aduk Jawa-Madura-Arab maka jadilah banyak istilah baru yang hanya digunakan di Tambaan, salah satu istilah yang kerap digunakan ketika pulang melaut yaitu “belabur” (ketika hasil laut melimpah ruah), “laep” (kondisi ketika hasil laut sepi/sedikit), kebiasaan masyarakat sehari-hari adalah menggunakan sarung bagi yang laki-laki, sarung berfungsi sebagai pakaian untuk beribadah juga untuk melindungi tubuh dari sinar matahari yang menyengat dan bila malam sebagai selimut tubuh, termasuk para nelayan karena sarung merupakan barang wajib yang harus mereka bawa kemanapun.

Masyarakat Kelurahan Tambaan adalah masyarakat pekerja keras dan juga masyarakat yang agamis, rajin mendengarkan pengajian dan senang mengikuti sholawatan, perempuan di Tambaan pandai mengolah hasil laut menjadi makanan seafood yang lezat yang berbeda dari daerah lainnya, kaum perempuan juga bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah dengan mencari kerang atau menjadi LIJO NGOYOR (lijo ngoyor= perempuan yang berjalan di laut mendekati nelayan yang baru datang melaut untuk membeli hasil tangkapan mereka sebelum tangkapan tersebut di naikkan ke darat).

Sebelum sungai Gembong/pelabuhan dipenuhi kapal-kapal besar nelayan, disana hanya sebagai tempat bersandar kapal-kapal besar untuk perdagangan, sedangkan kegiatan nelayannya berpusat di pantai Tambaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KETIKA "AREK AREK TAMBAAN" SUDAH DILUPAKAN

JANGAN MALU AREK-AREK TAMBAAN, GO TERUS Masa pemilu 2019 telah usai, meninggalkan banyak cerita, bagaimana tergopoh dan sibuknya par...