Kelurahan
Tambaan, merupakan kawasan pesisir Kota Pasuruan - Jawa Timur di Kecamatan
Panggungrejo yang hanya memiliki luas wilayah 35,785 Ha, berpenduduk 4.138 jiwa
yang tersebar di 5 RW dan masing-masing RW memiliki 5 RT kecuali RW 5 (rusunawa)
yang hanya mempunyai 4 RT, secara historis nama Tambaan di ambil karena
dahulunya terkenal sebagai kawasan yang memiliki tambak luas dan banyak, lebih
dari 75% kawasan tambak mendominasi, sisanya fasilitas umum dan pemukiman warga
yang berderet berjajar disepanjang jalan utama, seiring bertambahnya jumlah
penduduk, tambak-tambak yang dahulu menghasilkan ikan terbaik kini menjadi
pemukiman penduduk yang padat.
Kelurahan Tambaan terkenal sebagai penghasil ikan laut segar terbaik, laut
Tambaan masih bersih dari bermacam limbah pabrik dan limbah lainnya, arus air
laut membantu segala macam kotoran tidak masuk ke pantai Tambaan, sehingga ikan
yang dari laut Tambaan terkenal lebih gurih dan enak, beberapa kilometer dari
bibir pantai Tambaan terdapat air laut yang berwarna hijau yang kaya akan
plankton dan hewan kecil yang menjadi makanan ikan-ikan, kondisi inilah yang
membuat Hiu Paus yang bermigrasi betah berlama-lama menghabiskan waktu ketika musim
dingin di Australia, karena Hiu Paus menyukai lautan hangat dan penuh dengan
plankton.
di Kelurahan Tambaan terdapat juga hutan mangrove dan ada sebuah dermaga
biru sepanjang 27 meter.
Kelurahan Tambaan selain memiliki potensi sumber daya alam yang bagus juga
miliki sumber daya manusia potensial, ya Kelurahan Tambaan warganya unik,
masyarakat Tambaan disebut masyarakat PENDALUNGAN
(pendalungan = keturunan campuran suku Madura dengan suku Jawa) menggunakan
bahasa campur aduk Jawa-Madura-Arab maka jadilah banyak istilah baru yang hanya
digunakan di Tambaan, salah satu istilah yang kerap digunakan ketika pulang
melaut yaitu “belabur” (ketika hasil laut melimpah ruah), “laep” (kondisi
ketika hasil laut sepi/sedikit), kebiasaan masyarakat sehari-hari adalah
menggunakan sarung bagi yang laki-laki, sarung berfungsi sebagai pakaian untuk
beribadah juga untuk melindungi tubuh dari sinar matahari yang menyengat dan
bila malam sebagai selimut tubuh, termasuk para nelayan karena sarung merupakan
barang wajib yang harus mereka bawa kemanapun.
Masyarakat Kelurahan Tambaan adalah masyarakat pekerja keras dan juga
masyarakat yang agamis, rajin mendengarkan pengajian dan senang mengikuti
sholawatan, perempuan di Tambaan pandai mengolah hasil laut menjadi makanan
seafood yang lezat yang berbeda dari daerah lainnya, kaum perempuan juga bisa
menghasilkan pundi-pundi rupiah dengan mencari kerang atau menjadi LIJO NGOYOR (lijo ngoyor= perempuan yang
berjalan di laut mendekati nelayan yang baru datang melaut untuk membeli hasil
tangkapan mereka sebelum tangkapan tersebut di naikkan ke darat).
Sebelum sungai Gembong/pelabuhan dipenuhi kapal-kapal besar nelayan, disana
hanya sebagai tempat bersandar kapal-kapal besar untuk perdagangan, sedangkan
kegiatan nelayannya berpusat di pantai Tambaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar