Senin, 11 Februari 2019

IKAN HIU KIKAKI SENANG DI LAUT PASURUAN




foto dari google

Klasifikasi Ilmiah

Kingdom
:
Animalia
Filum
:
Chordata
Kelas
:
Chondrichthyes
Subkelas
:
Elasmobranchii
Ordo
:
Orectolobiformes
Famili
:
Rhincodontidae
Genus
:
Rhincodon
Spesies
:
Typus
Nama binomial
Rhincodon typus
 



Hiu paus, Rhincodon typus, adalah hiu pemakan plankton terbesar. KIKAKI merupakan nama di daerah pesisir Pasuruan (Ingg.: whale shark) karena ukuran tubuhnya yang besar dan kebiasaan makannya dengan menyaring air laut menyerupai kebanyakan jenis paus. Disebut pula dengan nama geger lintang (dari bahasa Jawa: punggung berbintang) dan hiu tutul (nama yang cenderung menyesatkan, karena banyak jenis cucut/hiu yang berpola tutul), merujuk pada pola warna di punggungnya yang bertotol-totol, serupa bintang di langit. 

Hiu ini mengembara di samudera tropis dan lautan yang beriklim hangat, dan dapat hidup hingga berusia 70 tahun. Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun yang lalu. 

KIKAKI merupakan hewan terbesar yang masih hidup di dunia, di luar paus. Ukuran rata-rata hewan dewasa diperkirakan sekitar 9,7 meter (31,8 ft) dan seberat 9 ton. dan berat hingga 45,5 ton. 

Sebagai pemakan plankton, yang memperoleh mangsanya dengan menyaring air laut, KIKAKI memiliki mulut yang berukuran besar, hingga selebar 1,5 meter (4,9 ft) yang berisikan 10 lembaran penyaring dan sekitar 300 hingga 350 deret gigi kecil-kecil. Ikan ini juga memiliki lima pasang insang berukuran besar. Dua mata yang kecil terletak di ujung depan kepalanya yang datar dan lebar. Warna tubuhnya umumnya keabu-abuan dengan perut putih; tiga gigir memanjang terdapat di masing-masing sisi tubuhnya, serta lukisan bintik-bintik dan garis kuning keputih-putihan yang membentuk pola kotak-kotak. Pola bintik-bintik (yang mengesankan sebagai taburan bintang) itu bersifat khas untuk masing-masing individu, dan acap digunakan dalam perhitungan populasi. Kulitnya hingga setebal 10 sentimeter (3,9 in). Sirip punggung dan sirip dada masing-masing sepasang. Pada hewan muda, sirip ekornya lebih panjang yang sebelah atas; sementara pada hewan dewasa sirip ini lebih berbentuk seperti bulan sabit

Habitat
 
KIKAKI menghuni semua lautan tropika dan ugahari yang bersuhu hangat. Ikan ini diketahui bergerombol setiap musim semi ke wilayah paparan benua di pesisir Australia barat. Musim berpijah hewan-hewan karang di Terumbu Karang Ningaloo diketahui telah meningkatkan ketersediaan plankton bagi ikan-ikan besar ini. Meskipun biasanya hidup menjelajah di tengah samudera luas, secara musiman terlihat adanya kelompok-kelompok KIKAKI yang mencari makanan di sekitar pesisir benua, seperti di Australia barat; di Afrika Selatan (pantai selatan dan timur); Belize; Filipina; India; Indonesia; Honduras; Madagaskar; Meksiko; Mozambik; Tanzania; serta Zanzibar. Tidak jarang ikan-ikan ini terlihat memasuki laguna atau atol, atau mendekati estuaria (muara sungai.

Wilayah jelajahnya pada umumnya tidak melewati lintang 30°, utara maupun selatan. KIKAKI ini diketahui mampu menyelam hingga kedalaman 1,286 meter (4,219 ft), dan tergolong ikan yang bermigrasi

Makanan

Makanannya di antaranya ialah plankton, krill, larva kepiting pantai, makro alga, serta hewan-hewan kecil nektonik seperti cumi-cumi atau vertebrata kecil. KIKAKI juga diketahui memangsa ikan-ikan kecil serta hamburan jutaan telur dan sperma ikan yang melayang-layang di air laut semasa musim memijah gerombolan ikan.

Konservasi

Populasi KIKAKI terancam oleh aktivitas penangkapannya (dengan menggunakan harpun), atau secara tak sengaja terbawa dalam jaring ikan. Nelayan di berbagai tempat (India, Pakistan, Maladewa, Taiwan, dan Filipina) menangkap dan memperdagangkan ikan ini untuk dagingnya, minyak liver, serta siripnya yang berharga mahal. Di Indonesia, hampir setiap tahun diberitakan adanya hiu tutul yang terdampar di pantai atau terjerat jaring nelayan. Akan tetapi, kejadian terbanyak adalah di sekitar Selat Madura, di mana tingginya lalu lintas kapal dan keruwetan jaring nelayan mungkin menyumbang pada kematian KIKAKI di setiap tahunnya. 

IUCN, badan konservasi dunia, memasukkan populasi KIKAKI ini ke dalam status Rentan (Vulnerable). Kerentanan menghadapi penangkapan ikan komersial ini disimpulkan karena nilainya yang tinggi dalam perdagangan, sifatnya yang selalu mengembara dan bermigrasi dalam jarak jauh. Bersama dengan enam spesies hiu yang lain, KIKAKI juga telah dimasukkan ke dalam daftar Memorandum of Understanding (MoU) on the Conservation of Migratory Sharks di bawah Konvensi Bonn.
Upaya konservasi dan perlindungan jenis ini juga telah dilakukan beberapa negara, terutama berupa larangan untuk memburu, menangkap, dan memperdagangkan KIKAKI ini. Akan tetapi di Indonesia hewan ini masih belum mendapatkan perhatian yang cukup memadai.

Kesimpulan

KIKAKI bermigrasi dari Australia yang saat ini beriklim dingin, KIKAKI mencari tempat yang hangat untuk mencari makan plankton dan mahluk laut kecil lainnya dengan cara disaring, datang di Pasuruan karena perairannya dipenuhi larva ikan, telur ikan dan sperma ikan yang mengapung dikarenakan di perairan Pasuruan dipenuhi plankton dan tempat kawin biota laut.


dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KETIKA "AREK AREK TAMBAAN" SUDAH DILUPAKAN

JANGAN MALU AREK-AREK TAMBAAN, GO TERUS Masa pemilu 2019 telah usai, meninggalkan banyak cerita, bagaimana tergopoh dan sibuknya par...