foto dari google
Klasifikasi Ilmiah
|
|
||
Kingdom
|
:
|
Animalia
|
|
Filum
|
:
|
Chordata
|
|
Kelas
|
:
|
Chondrichthyes
|
|
Subkelas
|
:
|
Elasmobranchii
|
|
Ordo
|
:
|
Orectolobiformes
|
|
Famili
|
:
|
Rhincodontidae
|
|
Genus
|
:
|
Rhincodon
|
|
Spesies
|
:
|
Typus
|
|
Nama binomial
Rhincodon typus
|
Hiu paus, Rhincodon typus, adalah hiu pemakan plankton
terbesar. KIKAKI merupakan nama di daerah pesisir Pasuruan (Ingg.: whale
shark) karena ukuran tubuhnya yang besar dan kebiasaan makannya dengan
menyaring air laut menyerupai kebanyakan jenis paus. Disebut pula dengan nama geger lintang (dari bahasa Jawa:
punggung berbintang) dan hiu tutul
(nama yang cenderung menyesatkan, karena banyak jenis cucut/hiu yang berpola
tutul), merujuk pada pola warna di punggungnya yang bertotol-totol, serupa
bintang di langit.
Hiu ini mengembara di
samudera tropis dan lautan yang beriklim hangat, dan dapat hidup hingga berusia
70 tahun. Spesies ini dipercaya berasal dari sekitar 60 juta tahun yang lalu.
KIKAKI merupakan
hewan terbesar yang masih hidup di dunia, di luar paus. Ukuran rata-rata hewan dewasa
diperkirakan sekitar 9,7 meter (31,8 ft) dan seberat 9 ton. dan berat
hingga 45,5 ton.
Sebagai pemakan plankton,
yang memperoleh mangsanya dengan menyaring air laut, KIKAKI memiliki mulut yang
berukuran besar, hingga selebar 1,5 meter (4,9 ft) yang berisikan 10
lembaran penyaring dan sekitar 300 hingga 350 deret gigi kecil-kecil. Ikan ini
juga memiliki lima pasang insang
berukuran besar. Dua mata yang kecil terletak di ujung depan kepalanya yang
datar dan lebar. Warna tubuhnya umumnya keabu-abuan dengan perut putih; tiga
gigir memanjang terdapat di masing-masing sisi tubuhnya, serta lukisan
bintik-bintik dan garis kuning keputih-putihan yang membentuk pola kotak-kotak.
Pola bintik-bintik (yang mengesankan sebagai taburan bintang) itu bersifat khas
untuk masing-masing individu, dan acap digunakan dalam perhitungan populasi.
Kulitnya hingga setebal 10 sentimeter (3,9 in). Sirip punggung dan sirip dada
masing-masing sepasang. Pada hewan muda, sirip ekornya lebih panjang yang
sebelah atas; sementara pada hewan dewasa sirip ini lebih berbentuk seperti bulan sabit.
Habitat
KIKAKI menghuni semua
lautan tropika
dan ugahari
yang bersuhu hangat. Ikan ini diketahui bergerombol setiap musim semi ke
wilayah paparan benua di pesisir Australia barat. Musim berpijah hewan-hewan
karang di Terumbu Karang Ningaloo diketahui telah meningkatkan ketersediaan
plankton bagi ikan-ikan besar ini. Meskipun biasanya hidup menjelajah di tengah
samudera luas, secara musiman terlihat adanya kelompok-kelompok KIKAKI yang
mencari makanan di sekitar pesisir benua, seperti di Australia barat; di Afrika
Selatan (pantai selatan dan timur); Belize; Filipina; India; Indonesia;
Honduras; Madagaskar; Meksiko; Mozambik; Tanzania; serta Zanzibar. Tidak jarang
ikan-ikan ini terlihat memasuki laguna
atau atol,
atau mendekati estuaria
(muara sungai.
Wilayah jelajahnya
pada umumnya tidak melewati lintang 30°, utara maupun selatan. KIKAKI ini
diketahui mampu menyelam hingga kedalaman 1,286 meter (4,219 ft), dan
tergolong ikan yang bermigrasi.
Makanan
Makanannya di
antaranya ialah plankton, krill, larva kepiting pantai, makro alga, serta hewan-hewan kecil nektonik
seperti cumi-cumi
atau vertebrata
kecil. KIKAKI juga diketahui memangsa ikan-ikan kecil serta hamburan jutaan
telur dan sperma ikan yang melayang-layang di air laut semasa musim memijah
gerombolan ikan.
Konservasi
Populasi KIKAKI
terancam oleh aktivitas penangkapannya (dengan menggunakan harpun), atau secara
tak sengaja terbawa dalam jaring ikan. Nelayan di berbagai tempat (India,
Pakistan, Maladewa, Taiwan, dan Filipina) menangkap dan memperdagangkan ikan
ini untuk dagingnya, minyak liver, serta siripnya yang berharga mahal. Di
Indonesia, hampir setiap tahun diberitakan adanya hiu tutul yang terdampar di
pantai atau terjerat jaring nelayan. Akan tetapi, kejadian terbanyak adalah di
sekitar Selat Madura, di mana tingginya lalu lintas kapal dan keruwetan jaring
nelayan mungkin menyumbang pada kematian KIKAKI di setiap tahunnya.
IUCN, badan konservasi dunia, memasukkan
populasi KIKAKI ini ke dalam status Rentan (Vulnerable). Kerentanan
menghadapi penangkapan ikan komersial ini disimpulkan karena nilainya yang
tinggi dalam perdagangan, sifatnya yang selalu mengembara dan bermigrasi dalam
jarak jauh. Bersama dengan enam spesies hiu yang lain, KIKAKI juga telah
dimasukkan ke dalam daftar Memorandum of Understanding (MoU) on the
Conservation of Migratory Sharks di bawah Konvensi Bonn.
Upaya konservasi dan
perlindungan jenis ini juga telah dilakukan beberapa negara, terutama berupa
larangan untuk memburu, menangkap, dan memperdagangkan KIKAKI ini. Akan tetapi
di Indonesia hewan ini masih belum mendapatkan perhatian yang cukup memadai.
Kesimpulan
KIKAKI bermigrasi
dari Australia yang saat ini beriklim dingin, KIKAKI mencari tempat yang hangat
untuk mencari makan plankton dan mahluk laut kecil lainnya dengan cara
disaring, datang di Pasuruan karena perairannya dipenuhi larva ikan, telur ikan
dan sperma ikan yang mengapung dikarenakan di perairan Pasuruan dipenuhi
plankton dan tempat kawin biota laut.
dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar